(Karya: Muhammad Zukhruf Fikri Al Ayubi)
Sembari
beranjak pergi kopi pahitku pun menitip pesan.
Jangan pernah menyia-nyiakan kedatangan senja,
karena senja tak selamanya kekal dan sanggup menemanimu.
memang pesan yang mungkin ku anggap remeh bahkan aku pun enggan
menggubrisnya.
alhasil
senja pun perlahan berjalan pergi entah kemana arah dan tujuannya.
Meski
Ia pergi bukan tanpa alasan.
Tapi
sampai kini aku pun belum mengerti apa alasannya. Rasa sesal pun menghampiri.
Namun,
harus bagaimana lagi semua seakan riskan untuk bisa kembali seperti semula.
hanya
harap-harap cemas yang selalu menghantuiku saat ini.
Terkadang
dunia ini terasa konyol,
selalu
bisa menciptakan nestapa yang tiba-tiba muncul begitu saja.
Semua
bisa datang kapanpun yang dia mau dan juga pergi dengan sendirinya.
Sesuatu
yang hilang pastilah ada gantinya walaupun tak akan sesempurna yang lalu.
Meski
karena senja pembawa luka.
Tapi
aku tak pernah membenci senjaku.
Selalu
ku nanti walau hanya angan semu yang datang menghampiri.
Bak tamu tak diundang, ia selalu melekat pada relung kehampaan.
yang Selalu berbisik
tentang senja pada kala itu,
ditengah gemericik hujan kerinduan.
Bisikan
senjaku membawakan kenangan indah yang pernah terukir pada kala itu.
Bukan
maksud untuk merindu
Tapi
sungguh......
0 komentar:
Posting Komentar